Senin, 15 Januari 2018

TUHAN yang Terutama




“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33).
Saudara, sadar atau pun tidak sadar, seringkali kita tidak menempatkan Tuhan sebagaimana seharusnya—yaitu se­bagai yang pertama dan terutama dalam hidup kita. Misalnya setelah diberkati Tuhan, bukannya memuliakan Tuhan, te­ta­pi justru membanggakan diri akan berkat itu; kita yang sudah diselamatkan, tetapi ibadah dan penyem­bahan kita kepada Tuhan dapat dihitung atau hanya meme­nuhi syarat sudah ke gereja, dan seba­gainya. De­mikiankah sikap orang Kristen yang sungguh mengasihi Tuhan? Orang Kristen yang sungguh lahir baru akan se­lalu menem­patkan Kristus di tempat per­tama dan terutama dalam hati, pikiran, pera­saan, kehendak perbuatan, dan hi­dupnya—dia akan selalu berpikir, “Apa­kah yang saya katakan, pikirkan, rasakan, dan lakukan ini memuliakan Tuhan atau tidak?” Berikut ini ada 4 hal yang menun­jukkan orang yang sungguh-sungguh menguta­makan Tuhan:

Pertama, menempatkan Tuhan di atas kesenangan (Yak. 5:5). Kita hidup di tengah dunia yang memang mencari kesenangan. Kita membeli berbagai barang-barang untuk kesenangan diri sendiri. Uang telah dimanfaatkan untuk mendapatkan kesenangan itu. Misal, uang dipakai untuk membeli TV, dan berusaha mendapatkan kesenangan itu dari TV, namun akhirnya TV menguasai hidup—ditandai dengan lebih berat nonton daripada berdoa, baca Alkitab, ke gereja.
Orang percaya seharusnya setia dalam penyembahan kepada Tuhan dengan senantiasa hadir dalam setiap acara ibadah—bukan hanya cukup sekali sebagai syarat saja—bahkan seharus­nya rela terlibat melayani Tuhan dengan waktunya (Mat. 6:33).

Kedua, menempatkan Tuhan di atas kedudukan/prestise/gengsi (Yoh. 6:27). Banyak orang menjadikan pe­kerjaan mereka terlalu penting atau lebih penting daripada Tuhan, sehingga rela mengorbankan jam-jam ibadah dan kehadiran mereka demi perusahaan—inilah yang disebutkan Tuhan “makanan yang dapat binasa”. Jabatan dan keuangan memang perlu, tetapi harus dilakukan dengan cara pandang yang benar. Jangan menempatkan kedudukan/jabatan/gengsi Anda lebih daripada Tuhan yang mem­berikan itu semua kepada Anda (Mat. 6:33). Bagaimana jika Tuhan seketika menu­run­kan Anda dari jabatan/pekerjaan/kedu­dukan Anda sekarang karena melawan Tuhan (baca: Dan. 4:1-37).

Ketiga, menempatkan Tuhan di atas popularitas (Yoh. 5:44). Suatu hal yang alamiah jika seseorang meminta peng­akuan dari orang lain akan apa yang dilakukannya. Di sekolah, anak-anak coba untuk menjadi seperti anak-anak lain, demikian juga di kantor, atau bahkan keluar­ga yang satu ingin seperti keluarga yang lain dipandang orang.
Saudara, yang paling penting adalah kita mendapat pengakuan dari Tuhan Yesus. Pengakuan dari manusia dalam wujud sanjungan dan pujian hanya akan membuat kita takabur dan akhirnya jatuh. Lakukanlah segala pekerjaan Anda sebagai pengemban kasih karunia Allah (1Kor. 15:10). Kita hanyalah hamba-hamba Tuhan yang menjalankan apa yang dipercayakan kita oleh Tuhan sesuai dengan talenta kita masing-masing (Luk. 17:20). Biarlah pujian itu datang dari Tuhan dan hanya bagi Tuhan (Mat. 25:21, 23; Luk. 1:38).

Keempat, menempatkan Tuhan  di atas harta/apapun yang kita miliki (Luk. 12:15). Sekarang ini adalah abad material­isme. Harta benda telah memikat hati jutaan orang. Alkitab mengingatkan bahwa cinta uang—tidak harus punya banyak uang, tetapi termasuk orang yang terus mengejar uang, serakah, juga pelit—ada­lah akar segala kejahatan (1Tim. 6:10).
Allah menghendaki kesetiaan total. Dengan apa yang kita miliki kita dapat melayani Tuhan. Kita dapat memberikan harta benda yang adalah berkat dari Tuhan itu untuk kemuliaan Tuhan melalui per­sembahan persepuluhan, persem­bahan kasih, bahkan persembahan dengan pengorbanan. Waktu Anda pakailah untuk hal-hal yang rohani: berdoa, membaca Alkitab, bersaksi, dll. Kemampuan dan potensi Anda untuk melayani Tuhan. 

Marilah hidup sungguh-sungguh menempatkan Tuhan sebagai yang ter­utama dalam hidup Anda. Nyatakan itu dalam segenap aspek hidup Anda. Tuhan Yesus memberkati (Mat. 6:33).****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...