Jumat, 19 Januari 2018

Bersatu Kita Teguh, Bercerai Pasti Runtuh (Flp. 2:1-4)



Saudara yang terkasih, Tuhan Yesus tidak mengharapkan perce­raian. Perceraian itu sinonim dengan perpecahan. Perpecahan itu meru­pakan keinginan Iblis baik yang di­lancarkan melalui keinginan du­niawi maupun keinginan daging. Alkitab mengajar kita bahwa kera­jaan dan rumah tangga yang ter­pecah-pecah tidak akan bertahan menghadapi segala sesuatu (Mat. 12:25). Dengan tegas, Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Mat. 19:5-6).
Saudara, kita harus hidup dalam persatuan atau hidup sehati dan sepikir (Flp. 2:1-2). Dasar persatuan—kesehatian dan kese­pikiran—kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Karenanya, kita tidak lagi mengenal perbedaan kaya-miskin, terpelajar-tidak terpelajar, Yahudi-Yunani, dsb (Ef. 2:11-15). Dalam Tuhan Yesus Kristus kita memiliki kesatuan (Ef. 4:3-6); Allah Bapa yang sama (Mat. 6:9); Roh Kudus yang sama (Ef. 1:13-14); dan anggota jemaat yang sama. Men­ceraiberaikan berarti melawan Tuhan Yesus (Mat. 12:30).
Saudara, kita memiliki kunci da­lam meraih persatuan—hidup yang sehati sepikir itu (Flp. 2:3-5). Kun­cinya adalah kerendahan hati (Flp. 2:5-8); tidak mencari keuntungan diri sendiri melainkan keuntungan bersama (Flp. 1:21); kasih (1Kor. 13:4-5); dan jangan beri kesempatan kepada Iblis (Ef. 4:27; 2Kor. 2:11). “Demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya su­paya kamu erat bersatu dan sehati sepi­kir,” (1Kor. 1:10) demikianlah tegas Paulus kepada jemaat Korintus. Bahkan Gal. 5:19-21 menyebutkan bahwa per­pecahan itu sama dengan keinginan daging, dan orang yang hidup di da­lamnya tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah.
Saudara, kita selalu meng­ha­rapkan hasil dari berbagai usaha yang kita upayakan. Hasil kebersatuan—kesehatian dan kesepikiran—itu ialah berkat-berkat yang luar biasa. Berkat-berkat itu antara lain (1) Doa-doa kita dikabulkan (Mat. 18:19-20); (2) hidup kita diberkati (Mzm. 133:1-3); dan (3) Tuhan Yesus dimuliakan (Rm. 15:5-7).
Karena itulah, Tuhan Yesus ingin kita terus bersatu dan kuat di dalam Tuhan. Untuk itulah, kita perlu hikmat (Pkh. 10:10; Ams. 8:10-13). Dengan bersatu, kita dapat saling membangun dan menguatkan, de­wasa secara rohani, dan tetap ber­tahan di tengah berbagai konflik (Gal. 5:24-26).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...