Sabtu, 20 Januari 2018

Menyia-nyiakan Anugerah



(2Kor. 6:1)

Saudara, sudahkah Anda me­ne­rima anugerah akan kasih karunia Allah? Kasih karunia atau anugerah (charis) adalah pemberian Alah berdasarkan belas  kasihanNya untuk sesuatu yang tidak layak kita terima. Keselamatan ini adalah kasih karunia Allah (Ef. 2:8-9; Rm. 6:23); Iman adalah kasih karunia (Rm. 12:3); Mengasihi juga kasih karunia (1Yoh. 3;1); Hidup ini ada­lah kasih karunia (Ef. 1:3). Namun, kita menyia-nyiakan kasih karunia Allah jika:
Pertama, kita melupakan pem­beri anugerah Allah! (Ul. 32 :15). Tuhan Yesus yang menga­ru­niakan kepada kita. Bukan karena kebaikan kita, bukan karena jasa-jasa kita, bukan ka­rena kemampuan kita, bukan karena kesalehan kita, bukan karena kekuatan kita, juga bukan karena usaha kita. Tuhan­lah sumber kasih ka­runia. Apapun yang boleh Anda kecap, ucapkanlah syukur kepa­daNya (1Kor. 10:30).
Kedua, kita kehilangan rasa ta­kut akan Allah (Yer. 2:19). Bagi orang yang menyia-nyiakan anuge­rah Tuhan ini, Tuhan hanya menjadi suatu simbol mati yang ada di gereja atau persekutuan Kristen—bukan ada di setiap bidang kehi­dupan kita (Ams. 1:7). Sehingga, bebas melakukan apapun, bergaul dengan siapapun, ikut-ikutan pola dan cara hidup orang yang tidak beriman (Ef. 4:17-19)
Ketiga, kita meninggalkan gereja Tuhan (Yer. 19:4; Ibr. 4:16). Itu­lah kebiasaan orang—mereka meng­abaikan dengan ber­bagai macam alasan (Ibr. 10:25). Orang yang me­ngasihi Tuhan akan menga­sihi gereja Tuhan—mengasihi waktu-waktu bertemu dengan Tuhan (Mzm. 122:1; Mzm. 84:11)—tidak ada kebosanan dalam hati orang-orang yang sungguh mengasihi Tuhan. Memang karena hal ini, kita dianggap old-fashioned (kuno) bagi dunia (Yer. 6:16). Sebaliknya jika Anda mening­galkan kebaktian doa tanpa merasa bersalah atau Anda lebih suka jalan-jalan bersama keluarga di saat seharusnya bersekutu, atau hanya du­duk santai di rumah, Anda mungkin sedang menuju pada pengabaian kasih karunia Allah.
Keempat, kita mengabaikan pelayanan (Hk. 10:6). Saat berhasil atau karier menanjak, semakin engganlah me­layani—Iblis memang berusaha men­jatuhkan orang Kristen dari pang­gilannya dan yang paling mudah justru dengan berkat yang membuat terbuai! Layanilah satu dengan yang lain sesuai kasih karunia Allah (1Ptr. 4:10). Anda dipanggil untuk me­layani—melakukan segala sesuatu untuk menyenangkan hati Tuhan (Ams. 8:30) tidak mencari kese­nangannya sendiri (Rm. 15:1-3).
Bagaimana dengan Anda?  Apakah saat ini Anda sedang menyia-nyiakan kasih karunia Allah? Ingat, Anda akan mem­per­tanggung­jawab­kan kasih karunia Allah yang diper­cayakan kepada Anda (Mat. 25:14-30)—ay. 29). “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...