Rabu, 10 Januari 2018

Figur Ayah dalam Keluarga (Yos. 24:1-15 )



 Saudara, dalam keluarga Kristen, peran orangtua—ayah dan ibu—sangatlah penting. Mereka menjadi teladan bagi anak-anak untuk bertumbuh dewasa. Ayah dan ibu memiliki peran untuk menunjukkan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan bagi anak-anak mereka. Anak-anak laki-laki belajar menjadi laki-laki dari bapa-bapa mereka, sementara anak-anak perempuan belajar memilih suami mereka. Anak-anak memperhatikan cara hidup bagaimana memperlakukan suami atau isteri kelak. Kegagalan anak-anak adalah kegagalan orang tua.
Karena itu, Allah memberikan tanggung jawab kepada orangtua khususnya pada figur seorang ayah (Ams. 22:6; 15; 29:17;  Ul. 4:40; 12:28; Kel. 20:5; Ef. 6:4). Sayangnya, banyak orangtua yang menyerahkan pembinaan rohani anak-anaknya pada ibu-ibu karena ayah merasa kurang tertarik akan hal-hal rohani. Akibatnya, figur-figur ayah yang rohani menjadi kurang memiliki pengaruh pada anak-anaknya. Alkitab menunjukkan kepada kita tentang bagaimana figur seorang ayah menurut Alkitab.
Pertama, ayah yang moral dan dedikasinya kepada Allah—“ ... pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah …” (Yos. 24:15). Keluarga-keluarga kita memerlukan ayah-ayah seperti Yosua yang rela mendedikasikan hidupnya kepada Allah, dan memberikan pengaruh ilahi bagi keluarganya. Komitmen ayah kepada Allah ini akan sangat mempengaruhi keluarga. Ayah dapat menentukan arah rohani keluarga.
Kedua, ayah yang berani membuat keputusan yang tidak populer bagi orang lain. “…Tetapi aku …” (Yos. 24:15) Keputusan yang dibuat Yosua didasarkan pada apa yang benar bukan pada apa yang banyak dipilih orang. Dunia ini menantang manusia untuk hidup mencari kesenangannya sendiri dan hal-hal materi dan banyak yang terpikat olehnya. Para ayah harus berani memilih jalan ‘yang mungkin tidak populer’—jalan tanggung jawab, jalan iman, jalan ketaatan supaya keluarganya dapat memilih jalan yang benar sesuai kehendak Allah.
Ketiga, ayah yang berani memikul tanggung jawab memimpin keluargannya di jalan Tuhan. “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” (Yos. 24:15). Ayah yang bertanggung jawab tidaklah egois. Dia hidup bagi keluarganya. Setiap keputusan yang diambilnya ikut melibatkan keluarga termasuk juga kesejahteraan fisik dan rohani mereka. Kepemimpinan dalam keluarga adalah tanggung jawab para ayah. Karena itu, para ayah harus sungguh-sungguh memimpin isteri dan anak-anak di jalan Tuhan sambil tetap memperhatikan kebutuhan rohani mereka juga. Ingat bahwa menjadi orangtua bagi anak-anak adalah tanggung jawab yang diberikan kepada ayah dan ibu sebagai tim dan tidak dapat dijalankan oleh satu pihak saja. Dan ayah bertanggung jawab sepenuhnya akan hal itu. Ayah yang rohani, yang benar-benar takut akan Allah, akan terus berusaha untuk memimpin, membimbing, mengajar, dan menasihati keluarganya.
Mengingat, betapa beratnya tugas ayah dan juga orangtua, yang telah mengasihi dan melayani Allah, mereka layak untuk dihormati. Kiranya para ayah dapat menjalankan peran yang diembankan kepadanya, demikian juga dengan para orangtua dalam membangun keluarga. Karena, dengan pribadi-pribadi lahir baru yang kuat, akan tercipta juga keluarga-keluarga takut Tuhan yang kuat dan juga akan membangun jemaat yang kuat yang dipimpin oleh para ayah yang kuat secara rohani pula. “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef. 6:1-4). ... D.B.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...