Jumat, 19 Januari 2018

Keindahan Batiniah (Inner Beauty) (1Ptr. 3:4)



 Saudara yang dikasihi Tuhan, ma­nusia cenderung memandang kein­dahan secara jasmani yaitu apa yang tampak dari luar, yang menarik dalam pan­dangan matanya. Namun se­sung­guhnya, keindahan sejati itu adalah ke­in­dah­an yang di hati. Mengapa demikian?
Pertama, Tuhan bukan me­lihat perawakan, kemampuan, harta me­lainkan melihat hati (1Sam. 16:7). Allah tidak pernah berkenan pada outer beauty—keindahan jasmani manusia, tetapi pada hati manusia (Mzm. 51:19).

Kedua, hati manusia men­cerminkan manusia itu sendiri (Ams. 27:19). Allah tidak berkenan pada manusia yang hanya berusaha menye­nangkan Allah dengan mulut mereka, sedangkan hati mereka jauh dari Allah (Yer. 12:2). Dari dalam hatilah timbul segala pikiran yang jahat (Luk. 6:45; Mat. 12:34), bahkan semua hal-hal yang jahat itu munculnya dari hati (Mat. 15:19; Mrk. 7:21).

Keindahan batiniah manusia manakah yang diharapkan Allah? Pertama, hati yang bertobat dan me­nerima Tuhan Yesus Kristus (2Kor. 5:17). Hati yang penuh dengan ke­jijikan itu perlu diperbarui (Yeh. 18:31). Perlu ada pembaruan dalam hati kita (Rm. 2:29). Tuhan Yesus Kristus akan menjadi keindahan yang sejati (Ef. 3:17; 2Kor. 3:3). 

Kedua, bukan manusia yang ber­hiaskan perhiasan-perhiasan lahiriah tetapi manusia batiniah yang tersembunyi de­ngan perhiasan kekal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang berharga di mata Allah (1Ptr. 3:4). Keindahan ba­tiniah inilah yang memancar di hadapan orang-orang yang belum percaya yang memancar menyinari kegelapan (Mat. 5:16).

Ketiga, keindahan batiniah itu memancarkan rasa takut akan Tuhan. Fir­man Allah mengatakan bahwa kemolekan adalah kebohongan dan kecantikan jasmaniah adalah sia-sia, tetapi takut akan Tuhan itu indah (Ams. 31:30). Hati yang takut akan Tuhan menyatakan sikap hati yang selalu rendah hati, dan Tuhan meng­har­gainya (Ams. 22:4). Siapa pun kita dan sebaik apapun kita, pada mulanya kita tidak lebih hanyalah tanah liat, yang telah dibentuk oleh Tuhan menjadi bejana-bejana indah untuk melayani dan memuliakan Tuhan (Yes. 64:8; Yer. 18:6)

Keempat, keindahan batiniah itu memancar dari manusia batiniah yang senantiasa diperbarui dari hari ke hari (2Kor. 4:16). Manusia jasmani memang semakin merosot—tua, keriput, lemah. Namun manusia batiniah kita harus terus diperbarui menjadi semakin indah. Se­hingga dari hati yang indah itu senantiasa terpancar kata-kata yang indah penuh hik­mat, membangun, menasihati bukan cer­­caan, fitnah, gosip, kata-kata kotor dan sia-sia serta tidak membangun, (Luk. 6:45). Dan keindahan manusia batiniah itu akan menjadi sempurna saat Tuhan Yesus datang kembali dan mengu­bah tubuh yang hina dan fana ini menjadi tubuh yang mulia, yang serupa dengan diriNya (Flp. 3:21; 2Kor. 3:18).

Karena itu, kita harus memiliki ke­indahan sejati (batiniah) dalam diri kita. Dan biarlah keindahan itu terpancar dan dapat dilihat oleh semua orang (2Kor. 3:2). Inilah doa kita, “Tuhan, ingin kudapat me­mancarkan kasihMu indah penuh kemur­nian; Budi bahasaku dihaluskan RohMu, hingga kupancarkan kein­dah­anMu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...