Rabu, 17 Januari 2018

Damai Sejahtera Mengalahkan Kecemasan dan Konflik



(Kol. 3:15-16)
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, kita hidup di dunia yang tidak per­nah ada damai yang sejati. Tidak meng­herankan, jika kekhawatiran dan konflik membuat damai sejahtera menjadi hal yang didambakan semua orang. Namun, kita dapat memperoleh dan mengalami damai sejahtera yang sejati itu dengan menerima kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.

Saudara, seseorang akan me­nga­lami damai sejahtera sejati jika ia menerima Raja Damai (Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus, Raja Damai, telah lahir ke dalam dunia (Yes. 9:5). Di dalam Dia ada damai sejahtera yang sejati. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku” (Yoh. 16:33). Damai sejahtera sejati tidak dapat diperoleh dari apapun dan siapapun selain dalam Tuhan Yesus Kristus.

Saudara, damai sejahtera se­jati itu dapat mengobati kekha­watiran dan kecemasan hidup Anda (Mat. 6:25, 27, 34). Kekhawatiran dan kecemasan ini hidup bagaikan saudara kembar yang merembes ke alam pikiran. Na­mun, keduanya tidak dapat bersama-sama dengan damai sejahtera. Mi­sal­nya, ketika murid-murid Tuhan Yesus dilanda topan di danau, mereka takut, khawatir, dan cemas. Tuhan Yesus menga­takan pada mereka, “Di manakah keper­cayaanmu?” (Luk. 8:23-25). Tenanglah, ja­ngan takut. Bila kita memiliki damai sejah­tera ini, segala ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran akan sirna dan kita akan tenang dalam segala sesuatu.

Saudara, damai sejahtera sejati itu juga dapat mengobati sikap permusuhan dan amarah dalam hidup Anda. Efesus 4:26-27 mengingatkan kita bila marah, jangan sampai berbuat dosa, jangan me­nyimpan amarah, dan jangan beri ke­sem­patan pada Iblis. Amarah itu tidak akan pernah mengerjakan kebenaran bagi kita (Yak. 1:19-20). Kita dapat mengendalikan amarah bila kita sudah memiliki Tuhan Yesus Kristus yang dengan kelahiranNya telah menawarkan damai sejahtera di bumi di antara manusia (Luk. 2:14). Tuhan Yesus Kristuslah yang memberikan ke­kuat­an dan kemampuan untuk mengen­dalikan amarah itu bukan pada diri kita sendiri. Ini terjadi pada Rasul Paulus (2Kor. 4:7-9). Bahkan di tengah-tengah krisis yang bertubi-tubi pun damai sejahtera sejati itu tetap dapat kita rasakan (Mzm. 46:2-4, 11) karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita (Mat. 28:20; Ibr. 13:5). Namun, bila ada yang memusuhi dan me­nyim­pan amarah pada diri kita, ambillah sikap berikut: (1) doakan dan berkati mereka; (2) ampuni kesalahan mereka (Mat. 6:14-15); ciptakan suasana damai (Mat. 5:9); dan balaslah perlakuan itu dengan kebaikan (Rm. 12:14-21).

Saudara, orang yang tidak tenang karena belum ada damai sejahtera sejati itu tidak akan dapat berdoa (1Ptr. 4:7). Tuhan Yesus telah mendamaikan kita dengan Allah (2Kor. 5:18). Karena itu, Tuhan Yesus ingin kita menjadi pem­ba­wa/pemberita damai sejahtera itu. Sudah­kah Anda memiliki damai sejahtera sejati?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...