Jumat, 20 Mei 2016

MEMORI KEPULANGAN IBU TERKASIH


Solo, 15 Juli 2015
Selamat siang, Bapak/Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Sungguh suatu kebanggaan buat saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan kesan tentang istri ayah saya, ibu kami...Elisabeth, Elia, Intan, dan Ruth. Mungkin tak cukup kata-kata yang bisa saya gambarkan tentang sosok ibu bagi kami.

Kalau boleh meringkas, rasanya Rm. 8:35 pantas menggambarkan perjalanan iman seorang anak manusia bernama Lidia Sri Winarsih, yg telah menjadi Ibu dari 5 anak dan 10 cucu.
Demikian bunyinya:
35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (Roma 8)

Itulah yang kami rasakan. Betapa lebih dari setengah abad, Ibu memberi kesaksian yang hidup dan luar biasa bahwa memang kasih Kristus tidak akan memisahkan kita dari apa pun.

Perjuangannya menghadapi kesesakan apapun, kelaparan seperti apapun, kemiskinan seberat apapun, membuat kami semua, anak-anak dan cucu-cucunya bertekad mewarisi iman yang sama, iman kepada Yesus Kristus...

Perjuangannya menghadapi sakit penyakit hingga akhir hayatnya, mengajarkan kepada kami arti iman yang hidup. Iman itu ternyata iman yang berbuat nyata...iman yang berjuang...iman yang pantang menyerah hingga akhir. Kasih dan imannya kepada kami dan juga orang-orang di sekitar beliau menjadi bukti nyata yang terus kami akan kobarkan sebagai keluarga.

Saya yakin bahwa ini adalah perpisahan sementara. Tidak lama saya pun akan menyusul Ibu dan bertemu kembali dalam sukacita. Justru dalam waktu sisa ini, kita ditantang untuk benar-benar membuktikan iman kita. Apakah iman kita sejati atau tidak...waktulah yang membuktikan semuanya itu.

Terima kasih kepada semua saudara-saudara dan juga semua pihak yang sudah membantu pelaksanaan ibadah, yang sudah merawat Ibu selama ini, yang sudah mendoakan dan mengasihi Ibu kami. Kiranya Tuhan memberkati semua pengorbanan Bapak Ibu Saudara sekalian.

Mohon maaf sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya jika mungkin Ibu kami pernah menyakiti, melukai Bapak/Ibu. Kami juga memohon maaf jika kami tidak bisa menyambut sebagaimana yang Bapak/Ibu Saudara harapkan.

TERIMA kasih IBU...sampai ketemu lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...