Saudara yang dikasihi Tuhan, Alkitab
mengajarkan kepada kita supaya kita sabar (Rm. 12:12; 1Tes. 5:14; 1Tim. 6:11;
Ibr. 10:36; 12:1; Why. 1:9). Kita harus sabar dalam menghadapi beratnya
penderitaan, kepahitan, tekanan, malapetaka, provokasi, teror, dan segala yang
jahat. Sabar yang dimaksud adalah menghadapi semuanya itu dengan ketenangan,
kepala yang dingin, bertahan tanpa bersungut-sungut atau kecewa; rela menanti
dengan tekun sambil tetap berusaha; dan sanggup menanggung luka dan serangan
tanpa amarah dan keinginan membalas dendam. Mengapa kita harus sabar?
Pertama, karena kesabaran itu akan
menimbulkan ketahanan uji dan pengharapan (Rm.
5:3-5). Kesabaran dalam ayat di atas dituliskan sebagai ‘ketekunan’ karena
keduanya berkaitan erat (Yak. 1:3). Dan disebutkan bahwa konteks ayat
tersebut adalah penderitaan. Penderitaan yang kita alami sungguh akan
menghasilkan kesabaran/ketekunan yang akan menghasilkan iman yang tahan uji
(1Ptr. 1:7) dan pengharapan yang tidak mengecewakan itu (Yak. 1:4). Jadi,
jangan berduka, putus asa, kecewa, dan marah bila Allah mengizinkan
penderitaan menimpa hidup Anda. Bermegahlah akan penderitaan itu oleh karena
Allah—ucapkanlah syukur, jangan bersungut-sungut—karena Allah hendak menjadikan
hidup Anda jauh lebih baik dari sebelum Anda mengalaminya.
Kedua, karena kita memiliki Alkitab
yang memberikan keteladan kepada kita untuk sabar (Rm.
15:4—dalam ayat ini, kesabaran kembali ditulis dengan ‘ketekunan’). Allah Bapa
kita adalah Allah yang sabar (1Ptr. 3:20). Allah adalah sumber
kesabaran/ketekunan (Rm. 15:5). Yesus Kristus sabar dalam menanggung penderitaanNya
karena Dia tahu bahwa Dia melakukan kehendak BapaNya (Yes. 53:7; Kis. 8:32;
Mat. 27:14). Tuhan Yesus sabar karena Dia mengasihi kita (1Kor. 13:7). Bila
Anda memiliki kasih, Anda pun pasti akan memiliki kesabaran dalam segala
sesuatu (1Kor. 4:12).
Ketiga, karena kesabaran itu akan
memberikan ‘kesuburan’. Kesuburan apakah yang
dimaksud? (1) Menghasilkan buah melalui kesabaran/ketekunannya dalam berbuat
baik (Luk. 8:15). (2) Tuhan menyediakan sesuatu yang luar biasa saat
seseorang bersabar/bertekun (Ayb. 1:21; band. Yak. 5:11—Ayub memperoleh lebih
banyak dari apa yang pernah dimilikinya; Ibr. 6:15—Abraham menerima apa yang
dijanjikan Allah dan menjadi berkat). (3) Kebahagiaan sebagai pelayan Allah
(Yak. 5:10-11; 2Kor. 6:4). (4) Pujian dari Allah (Why. 2:2-3; 2Tes. 1:4; 1Ptr.
1:7). (5) Menjadi pemenang yang membawa damai (Ams. 16:32; 15:18).
Karena itu, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah
dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rm. 12:12). Tuhan Yesus
memiliki rencana yang indah bagi kita masing-masing. Dan untuk membentuk
sesuatu yang indah itu, Dia harus membentuk kita dalam api pengujian (Ayb.
23:10) dan untuk menghasilkan keindahan sejati, diperlukan kesabaran dalam
menanggung setiap ujian. “Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga
dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan
musim semi” (Yak. 5:7b).***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar