Saudara
yang dikasihi Tuhan, manusia cenderung memandang keindahan secara jasmani
yaitu apa yang tampak dari luar, yang menarik dalam pandangan matanya. Namun
sesungguhnya, keindahan sejati itu adalah keindahan yang di hati. Mengapa
demikian?
Pertama, Tuhan bukan melihat perawakan,
kemampuan, harta melainkan melihat hati (1Sam. 16:7). Allah tidak pernah
berkenan pada outer beauty—keindahan jasmani manusia, tetapi pada hati
manusia (Mzm. 51:19).
Kedua, hati manusia mencerminkan manusia
itu sendiri (Ams. 27:19). Allah tidak berkenan pada manusia yang hanya berusaha
menyenangkan Allah dengan mulut mereka, sedangkan hati mereka jauh dari Allah
(Yer. 12:2). Dari dalam hatilah timbul segala pikiran yang jahat (Luk. 6:45;
Mat. 12:34), bahkan semua hal-hal yang jahat itu munculnya dari hati (Mat.
15:19; Mrk. 7:21).
Keindahan batiniah manusia manakah
yang diharapkan Allah? Pertama, hati yang bertobat dan menerima Tuhan
Yesus Kristus (2Kor. 5:17). Hati yang penuh dengan kejijikan itu perlu
diperbarui (Yeh. 18:31). Perlu ada pembaruan dalam hati kita (Rm. 2:29). Tuhan
Yesus Kristus akan menjadi keindahan yang sejati (Ef. 3:17; 2Kor. 3:3).
Kedua, bukan manusia yang berhiaskan
perhiasan-perhiasan lahiriah tetapi manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan kekal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang berharga di mata
Allah (1Ptr. 3:4). Keindahan batiniah inilah yang memancar di hadapan
orang-orang yang belum percaya yang memancar menyinari kegelapan (Mat. 5:16).
Ketiga, keindahan batiniah itu memancarkan
rasa takut akan Tuhan. Firman Allah mengatakan bahwa kemolekan adalah
kebohongan dan kecantikan jasmaniah adalah sia-sia, tetapi takut akan Tuhan itu
indah (Ams. 31:30). Hati yang takut akan Tuhan menyatakan sikap hati yang
selalu rendah hati, dan Tuhan menghargainya (Ams. 22:4). Siapa pun kita dan
sebaik apapun kita, pada mulanya kita tidak lebih hanyalah tanah liat, yang
telah dibentuk oleh Tuhan menjadi bejana-bejana indah untuk melayani dan
memuliakan Tuhan (Yes. 64:8; Yer. 18:6)
Keempat, keindahan batiniah itu memancar dari
manusia batiniah yang senantiasa diperbarui dari hari ke hari (2Kor. 4:16).
Manusia jasmani memang semakin merosot—tua, keriput, lemah. Namun manusia
batiniah kita harus terus diperbarui menjadi semakin indah. Sehingga dari hati
yang indah itu senantiasa terpancar kata-kata yang indah penuh hikmat,
membangun, menasihati bukan cercaan, fitnah, gosip, kata-kata kotor dan
sia-sia serta tidak membangun, (Luk. 6:45). Dan keindahan manusia batiniah itu
akan menjadi sempurna saat Tuhan Yesus datang kembali dan mengubah tubuh yang
hina dan fana ini menjadi tubuh yang mulia, yang serupa dengan diriNya (Flp.
3:21; 2Kor. 3:18).
Karena
itu, kita harus memiliki keindahan sejati (batiniah) dalam diri kita. Dan
biarlah keindahan itu terpancar dan dapat dilihat oleh semua orang (2Kor. 3:2).
Inilah doa kita, “Tuhan, ingin kudapat memancarkan kasihMu indah penuh kemurnian;
Budi bahasaku dihaluskan RohMu, hingga kupancarkan keindahanMu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar