(Kol. 3:15-16)
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, kita hidup di dunia yang tidak pernah
ada damai yang sejati. Tidak mengherankan, jika kekhawatiran dan konflik
membuat damai sejahtera menjadi hal yang didambakan semua orang. Namun, kita
dapat memperoleh dan mengalami damai sejahtera yang sejati itu dengan menerima
kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.
Saudara,
seseorang akan mengalami damai sejahtera sejati jika ia menerima Raja Damai
(Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus, Raja Damai, telah lahir ke dalam dunia
(Yes. 9:5). Di dalam Dia ada damai sejahtera yang sejati. “Semuanya itu
Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku” (Yoh.
16:33). Damai sejahtera sejati tidak dapat diperoleh dari apapun dan siapapun
selain dalam Tuhan Yesus Kristus.
Saudara, damai sejahtera sejati itu
dapat mengobati kekhawatiran dan kecemasan hidup Anda (Mat. 6:25, 27, 34).
Kekhawatiran dan kecemasan ini hidup bagaikan saudara kembar yang merembes ke
alam pikiran. Namun, keduanya tidak dapat bersama-sama dengan damai sejahtera.
Misalnya, ketika murid-murid Tuhan Yesus dilanda topan di danau, mereka
takut, khawatir, dan cemas. Tuhan Yesus mengatakan pada mereka, “Di manakah
kepercayaanmu?” (Luk. 8:23-25). Tenanglah, jangan takut. Bila kita memiliki
damai sejahtera ini, segala ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran akan sirna
dan kita akan tenang dalam segala sesuatu.
Saudara,
damai sejahtera sejati itu juga dapat mengobati sikap permusuhan dan amarah
dalam hidup Anda. Efesus 4:26-27 mengingatkan kita bila marah, jangan sampai
berbuat dosa, jangan menyimpan amarah, dan jangan beri kesempatan pada
Iblis. Amarah itu tidak akan pernah mengerjakan kebenaran bagi kita (Yak.
1:19-20). Kita dapat mengendalikan amarah bila kita sudah memiliki Tuhan Yesus
Kristus yang dengan kelahiranNya telah menawarkan damai sejahtera di bumi di
antara manusia (Luk. 2:14). Tuhan Yesus Kristuslah yang memberikan kekuatan
dan kemampuan untuk mengendalikan amarah itu bukan pada diri kita sendiri. Ini
terjadi pada Rasul Paulus (2Kor. 4:7-9). Bahkan di tengah-tengah krisis yang
bertubi-tubi pun damai sejahtera sejati itu tetap dapat kita rasakan (Mzm.
46:2-4, 11) karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita (Mat. 28:20; Ibr.
13:5). Namun, bila ada yang memusuhi dan menyimpan amarah pada diri kita,
ambillah sikap berikut: (1) doakan dan berkati mereka; (2) ampuni kesalahan
mereka (Mat. 6:14-15); ciptakan suasana damai (Mat. 5:9); dan balaslah
perlakuan itu dengan kebaikan (Rm. 12:14-21).
Saudara,
orang yang tidak tenang karena belum ada damai sejahtera sejati itu tidak akan
dapat berdoa (1Ptr. 4:7). Tuhan Yesus telah mendamaikan kita dengan Allah
(2Kor. 5:18). Karena itu, Tuhan Yesus ingin kita menjadi pembawa/pemberita
damai sejahtera itu. Sudahkah Anda memiliki damai sejahtera sejati?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar