Saudara, lidah manusia diibaratkan sebagai api yang
bisa membakar apa saja (Yak. 3:5-6), yang buas, tidak terkuasai, dan penuh
dengan racun yang mematikan (Yak. 3:8). Namun, bukan berarti bahwa lidah tidak
dapat dikendalikan bahkan diubah. Kita dapat melakukannya sesuai dengan yang
diajarkan Alkitab bagi kita.
Pertama, harus ada perubahan hati. Lidah sangat
dipengaruhi oleh hati (Mat. 15:8; band. Mat. 12:34-36). Perubahan hati itu akan
terjadi bila seseorang mengalami kelahiran baru (Yoh. 3:3, 7) saat seseorang
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya pribadi. Perhatikan
bagaimana proses itu terjadi dalam ayat-ayat ini (Yoh. 8:44; Yer. 17:9; Mat.
15:19; Rm. 10:9-10; Kol. 2:12-13). Dan hasilnya adalah ciptaan baru (2Kor.
5:17) yang hatinya mengasihi Allah (Mat. 22:37).
Kedua, hati yang sudah diperbarui harus dilatih dan
dijaga (Mat. 12:34). Dengan kekuatan Roh Kudus, marah, geram, kejahatan,
kata-kata kotor, dan dusta harus dibuang dari diri orang percaya (Kol. 3:8-10,
band. Yak. 3:14-18). Kerja Roh Kudus dalam diri orang percaya memampukan kita
untuk mengucapkan kata-kata bijak yang membangun yang senantiasa dipimpin oleh
Roh Kudus (Gal. 5:22-23).
Ketiga, kita harus mengekang lidah kita (Yak. 3:2-3).
Bagaimana kita mengekangnya? (1) Tahanlah setiap perkataan yang akan kita
ucapkan (Yak. 1:19). (2) Ujilah hati kita senantiasa dan awasi setiap apa yang
kita katakan (Mzm. 26:2; 141:3). (3) Perubahan hati akan mempengaruhi perkataan
kita (Ams. 16:23)
Keempat, bangunlah kepercayaan dengan perkataan kita
(Zak. 8:16-17). Kejujuran dalam setiap perkataan harus kita kembangkan. Perkataan
dusta tidak akan membangun (Yer. 7:8). “Tetapi yang terutama,
saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi
sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah
kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman” (Yak. 5:12).
Saudara, kita bisa saling membangun dengan kata-kata kita. Karena itu
mulut kita hendaknya selalu mengeluarkan kata-kata kebenaran (Ams. 8:7-8). Dan
kita dapat melakukannya apabila kita selalu memasukkan hal-hal yang baik—ayat-ayat
Alkitab, khotbah, renungan, lagu-lagu rohani, dll—dalam perbendaharaan hati
kita. ”Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian
dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” (Kol.
3:16). Tuhan memberkati. (D.B.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar