(2Kor. 6:1)
Saudara, sudahkah Anda menerima anugerah akan kasih
karunia Allah? Kasih karunia atau anugerah (charis) adalah pemberian Alah
berdasarkan belas kasihanNya untuk sesuatu
yang tidak layak kita terima. Keselamatan ini adalah kasih karunia Allah (Ef.
2:8-9; Rm. 6:23); Iman adalah kasih karunia (Rm. 12:3); Mengasihi juga kasih
karunia (1Yoh. 3;1); Hidup ini adalah kasih karunia (Ef. 1:3). Namun, kita
menyia-nyiakan kasih karunia Allah jika:
Pertama, kita melupakan pemberi
anugerah Allah! (Ul. 32 :15). Tuhan Yesus yang
mengaruniakan kepada kita. Bukan karena kebaikan kita, bukan karena jasa-jasa
kita, bukan karena kemampuan kita, bukan karena kesalehan kita, bukan karena
kekuatan kita, juga bukan karena usaha kita. Tuhanlah sumber kasih karunia.
Apapun yang boleh Anda kecap, ucapkanlah syukur kepadaNya (1Kor. 10:30).
Kedua, kita kehilangan rasa takut
akan Allah (Yer. 2:19). Bagi orang yang
menyia-nyiakan anugerah Tuhan ini, Tuhan hanya menjadi suatu simbol mati yang
ada di gereja atau persekutuan Kristen—bukan ada di setiap bidang kehidupan
kita (Ams. 1:7). Sehingga, bebas melakukan apapun, bergaul dengan siapapun,
ikut-ikutan pola dan cara hidup orang yang tidak beriman (Ef. 4:17-19)
Ketiga, kita meninggalkan gereja
Tuhan (Yer. 19:4; Ibr. 4:16). Itulah kebiasaan
orang—mereka mengabaikan dengan berbagai macam alasan (Ibr. 10:25). Orang
yang mengasihi Tuhan akan mengasihi gereja Tuhan—mengasihi waktu-waktu bertemu
dengan Tuhan (Mzm. 122:1; Mzm. 84:11)—tidak ada kebosanan dalam hati
orang-orang yang sungguh mengasihi Tuhan. Memang karena hal ini, kita dianggap old-fashioned
(kuno) bagi dunia (Yer. 6:16). Sebaliknya jika Anda meninggalkan kebaktian doa
tanpa merasa bersalah atau Anda lebih suka jalan-jalan bersama keluarga di saat
seharusnya bersekutu, atau hanya duduk santai di rumah, Anda mungkin sedang
menuju pada pengabaian kasih karunia Allah.
Keempat, kita mengabaikan pelayanan
(Hk. 10:6). Saat berhasil atau karier menanjak,
semakin engganlah melayani—Iblis memang berusaha menjatuhkan orang Kristen
dari panggilannya dan yang paling mudah justru dengan berkat yang membuat
terbuai! Layanilah satu dengan yang lain sesuai kasih karunia Allah (1Ptr.
4:10). Anda dipanggil untuk melayani—melakukan segala sesuatu untuk
menyenangkan hati Tuhan (Ams. 8:30) tidak mencari kesenangannya sendiri (Rm.
15:1-3).
Bagaimana dengan Anda? Apakah saat ini Anda sedang menyia-nyiakan
kasih karunia Allah? Ingat, Anda akan mempertanggungjawabkan kasih karunia
Allah yang dipercayakan kepada Anda (Mat. 25:14-30)—ay. 29). “Karena setiap
orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi
siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari
padanya”.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar