·
Itu program
Allah—“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja …”
·
Bahkan dalam
program Allah ini, suami-isteri tidak boleh saling menjauhi kecuali untuk
memberikan kesempatan berdoa dan bersifat sementara saja (1Kor. 7:5)
·
Isteri adalah
penolong suami dalam beberapa hal sbb:
I.
Penolong
dalam Menghadapi Masalah-masalah Keluarga
1.
Secara
ekonomi—isteri boleh bekerja dan jangan merendahkan suami karenanya (Ef.
5:22-23)
2.
Masalah
anak-anak—ini menjadi tanggung jawab bersama suami-isteri (Ams. 29:15)
3.
Menciptakan
suasana rumah tangga yang penuh damai sejahtera (Ams. 31:28; 19:13)
4.
Urusan rumah
tangga sehari-hari (Ams. 31:10-31)
II.
Penolong
Kerohanian Keluarga
1.
Isteri
berperan dalam keberhasilan rohani (1Ptr. 3:1-5)
2.
Isteri
menjadi pendorong hidup kerohanian keluarga (1Tim. 2:11-14)—Ilustrasi: Adam
jatuh karena Hawa mendorongnya untuk melanggar firman Tuhan.
3.
Doa isteri
mutlak—bagi suami maupun anak-anak (1Tes. 5:17)
4.
Ibu menolong
kerohanian anak-anak bertumbuh, apalagi bila ayah gagal melakukannya (Ul. 6:6-7;
Ams. 29:17)
III.
Penolong
dalam Mencapai Cita-cita Masa Depan (Ams. 31:25)
1.
Isteri
hendaknya hidup pula dalam pengharapan (Rm. 8:24-25)
2.
Usaha
mencapai cita-cita itu hanya dapat dilakukan dengan cara kerjasama dengan
keluarga. Ilustrasi: Priskila dan Akwila, bahkan mereka melayani bersama-sama
(Kis. 18:3; 18-19, 26; bande. 1Kor. 16:19
3.
Dan kerjasama
yang dikuat harus didukung dengan komunikasi yang baik. Awas, keluarga akan
gagal dan dingin tanpa komunikasi
4.
Isteri
hendaknya jangan bergantung pada suami tetapi pada Tuhan, namun tetap
menghormati suami sebagai wakil Allah (Ef. 5:22). Bahkan, bila suami sudah
meninggal sekalipun. Ilustrasi: Meskipun Yusuf telah meninggal, Maria
membesarkan Yesus, Yakobus, Yoses, Yudas, dan saudara-saudara perempuan lainnya
(Mrk. 6:3)
5.
Tidak ada
yang lebih membahagiakan bagi seorang ibu/orangtua selain melihat anak-anaknya
memiliki masa depan yang gemilang dalam Tuhan karena imannya. Contoh: Yohanes
Markus melayani Tuhan (Kis. 12:12); Timotius yang diselamatkan ibunya Eunike,
dan akhirnya melayani Tuhan juga (2Tim. 1:5)
Kesimpulan:
1.
Peran isteri
sebagai penolong suami dan ibu bagi anak-anaknya dihargai Tuhan (Ams. 31:30)
2.
Apakah kita
sudah melakukan peran kita sebagai penolong suami ini? Dengan sukacita, tulus,
dan ketaatan? Atau keterpaksaan?
3.
Pelayanan
isteri ini memuliakan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar