Saudara,
dalam keluarga Kristen, peran orangtua—ayah dan ibu—sangatlah penting. Mereka
menjadi teladan bagi anak-anak untuk bertumbuh dewasa. Ayah dan ibu memiliki
peran untuk menunjukkan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan bagi
anak-anak mereka. Anak-anak laki-laki belajar menjadi laki-laki dari bapa-bapa
mereka, sementara anak-anak perempuan belajar memilih suami mereka. Anak-anak
memperhatikan cara hidup bagaimana memperlakukan suami atau isteri kelak.
Kegagalan anak-anak adalah kegagalan orang tua.
Karena
itu, Allah memberikan tanggung jawab kepada orangtua khususnya pada figur
seorang ayah (Ams. 22:6; 15; 29:17; Ul.
4:40; 12:28; Kel. 20:5; Ef. 6:4). Sayangnya, banyak orangtua yang menyerahkan
pembinaan rohani anak-anaknya pada ibu-ibu karena ayah merasa kurang tertarik
akan hal-hal rohani. Akibatnya, figur-figur ayah yang rohani menjadi kurang
memiliki pengaruh pada anak-anaknya. Alkitab menunjukkan kepada kita tentang
bagaimana figur seorang ayah menurut Alkitab.
Pertama,
ayah yang moral dan dedikasinya kepada Allah—“ ... pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan
beribadah …” (Yos. 24:15). Keluarga-keluarga kita memerlukan ayah-ayah seperti
Yosua yang rela mendedikasikan hidupnya kepada Allah, dan memberikan pengaruh
ilahi bagi keluarganya. Komitmen ayah kepada Allah ini akan sangat mempengaruhi
keluarga. Ayah dapat menentukan arah rohani keluarga.
Kedua,
ayah yang berani membuat keputusan yang tidak populer bagi orang lain. “…Tetapi aku …” (Yos. 24:15) Keputusan yang dibuat
Yosua didasarkan pada apa yang benar bukan pada apa yang banyak dipilih orang.
Dunia ini menantang manusia untuk hidup mencari kesenangannya sendiri dan
hal-hal materi dan banyak yang terpikat olehnya. Para
ayah harus berani memilih jalan ‘yang mungkin tidak populer’—jalan tanggung jawab,
jalan iman, jalan ketaatan supaya keluarganya dapat memilih jalan yang benar
sesuai kehendak Allah.
Ketiga,
ayah yang berani memikul tanggung jawab memimpin keluargannya di jalan Tuhan. “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah
kepada TUHAN” (Yos. 24:15). Ayah yang bertanggung jawab tidaklah egois. Dia
hidup bagi keluarganya. Setiap keputusan yang diambilnya ikut melibatkan
keluarga termasuk juga kesejahteraan fisik dan rohani mereka. Kepemimpinan
dalam keluarga adalah tanggung jawab para ayah. Karena itu, para ayah harus
sungguh-sungguh memimpin isteri dan anak-anak di jalan Tuhan sambil tetap
memperhatikan kebutuhan rohani mereka juga. Ingat bahwa menjadi orangtua bagi
anak-anak adalah tanggung jawab yang diberikan kepada ayah dan ibu sebagai tim
dan tidak dapat dijalankan oleh satu pihak saja. Dan ayah bertanggung jawab
sepenuhnya akan hal itu. Ayah yang rohani, yang benar-benar takut akan Allah,
akan terus berusaha untuk memimpin, membimbing, mengajar, dan menasihati
keluarganya.
Mengingat, betapa beratnya tugas
ayah dan juga orangtua, yang telah mengasihi dan melayani Allah, mereka layak
untuk dihormati. Kiranya para ayah dapat menjalankan peran yang diembankan
kepadanya, demikian juga dengan para orangtua dalam membangun keluarga. Karena,
dengan pribadi-pribadi lahir baru yang kuat, akan tercipta juga
keluarga-keluarga takut Tuhan yang kuat dan juga akan membangun jemaat yang
kuat yang dipimpin oleh para ayah yang kuat secara rohani pula. “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di
dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah
suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu
berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah
bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam
ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef. 6:1-4). ... D.B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar