(Mzm. 139:26-35)
“Aku
telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di
hadapanku” (Mzm. 119:30).
Ternyata, untuk memahami kebenaran rumus aljabar ini, kita bisa mengaplikasikannya dalam hidup kita sehari-hari. Bilangan positif kita ibaratkan sebagai yang “benar” dan bilangan negative sebagai yang “salah.” Maka, jika kita mengatakan “benar” terhadap apa yang memang “benar,” maka kita sudah bertindak benar. Akan tetapi, jika kita mengatakan “benar” atas apa yang seharusnya “salah” atau sebaliknya mengatakan “salah” terhadap apa yang seharusnya “benar”, maka kita bertindak “salah”. Namun, jika kita berani mengatakan “salah” terhadap apa yang “salah,” maka itu berarti kita bertindak “benar.”
Di manapun tempatnya, kebenaran akan selalu muncul sebagai kebenaran meskipun tidak diikuti oleh suara mayoritas. Bertindak “benar” atau “salah” adalah suatu pilihan. Opini kita dalam membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar tidak akan memengaruhi kebenaran itu. Memilih benar dan bertindak benar menjadi tuntutan hidup kita sebagai orang percaya. Dan jika kita ingin mendapatkan kehidupan yang baik dan juga benar di hadapan Tuhan, maka kita pun harus melakukan apa yang benar menurut Firman Tuhan bukan pendapat kita atau orang lain.
Menyimpang dari Firman Tuhan akan mendatangkan kehancuran bagi kehidupan kita. Lebih baik berjalan di jalan Tuhan daripada berjalan di jalan yang penuh dengan kegelapan dan berakhir pada kebinasaan. Berjalan dalam kebenaran berarti berjalan seturut dengan hukum-hukum Tuhan.
Renungan
- Apakah kita berani bersikap transparan dengan mengatakan benar sebagai benar dan mengatakan salah sebagai salah?
- Apakah kebenaran Firman Allah menjadi panduan dalam hidup kita sehari-hari?
Memilih
jalan kebenaran itu tidak selalu mudah. Namun, pilihlah jalan
kebenaran itu, karena itu akan memerdekakan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar