Rm. 5:1-5
”Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan
tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan
tidak mengecewakan” (Rm. 5:3-5).
Pernahkah
Anda membuat istana pasir di pantai? Menyenangkan, bukan? Berbagai
bentuk dapat kita buat dari pasir yang berkilauan terkena sinar
matahari. Apa yang terjadi dengan istana pasir itu saat ombak laut
menerpanya atau saat air pasang tiba? Perlahan-lahan, istana pasir
kita nan cantik itu akan terkikis hancur. Yang tampak hanyalah
sisa-sisa hasil karya yang susah payah kita lakukan.
Hidup
kita ini bisa menyerupai pengalaman membangun istana pasir tadi. Kita
sering mengalami bahwa apa yang kita capai dengan susah payah atau
sayangi direnggut dari kita atau mati. Bila hal ini terjadi, dunia
kita yang kita rasakan nyaman berubah dengan drastis. Masa-masa
seperti ini bisa membuat kita merasa kehilangan atau kalah. Di
saat-saat seperti itu kita tetap bisa mendapatkan penghiburan dengan
mengingat bahwa hidup ini termasuk semua kesenangan dan kesusahannya,
bukanlah akhir cerita hidup kita. Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus, telah menyediakan rumah kekal tempat kedamaian dan kasih
Allah memerintah untuk selama-lamanya. Puji syukur kepada Allah!
Apa
yang terjadi itu mengingatkan kita bahwa kita tergantung sepenuhnya
kepada Tuhan. Kita tidak akan terlalu meratapi kehidupan yang memang
tidak akan semakin mudah ini tatkala hal yang tidak kita harapkan
terjadi. Kita bisa tetap berfokus pada kekekalan. Segala kehilangan,
kekecewaan, atau penolakan yang kita alami tidak akan memupuskan
harapan akan apa yang Allah sediakan bagi kita kelak. Perubahan itu
pasti terjadi dan sikap kita terhadapnya menentukan apakah kita akan
kalah atau memenangkan kehidupan. Ingatlah, apa yang telah
disediakan Allah bagi kita jauh lebih baik daripada kenangan maupun
impian kita yang terindah sekalipun. Dan segala harapan itu layak
untuk kita nantikan.
Renungan
Adakah
dalam hidup Anda, saat dimana Anda seolah-olah seperti terhempas
ombak yang keras? Apakah yang berubah sejak saat itu? Bagaimana
sikap Anda saat menghadapi perubahan yang tidak sesuai dengan
harapan Anda?
Tetaplah
bertahan dalam kondisi apapun sebab dunia ini bukanlah rumah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar