Rabu, 20 Desember 2017

Badai di Kehidupan (Kis. 27:1-44)





Badai di Kehidupan (Kis. 27:1-44)


Hidup dapat tertimpa badai sebagaimana kapal yang ditumpangi Paulus menuju ke Roma sebagai tawanan.
I.       Mengapa Badai itu Menimpa?
1.   Badai itu mungkin karena hasil dari pilihan yang salah—bagi perwira bernama Yulius, anak buah kapal, dan para tahanan yang lain (Kis. 27:10-14; band. Ams. 13:15). Pilihan itu salah karena:
a.    Tidak mau mendengar dan menuruti firman Tuhan ataupun perkataan hamba Tuhan (Kis. 27:11; 21, 30-32)—akhirnya celaka
b.    Mendengarkan suara orang banyak yang menyesatkan (Kis. 27:12)
c.    Memandang dunia yang seolah-oleh baik-baik saja—bermain-main dan meremehkan dengan dosa sehingga memberi kesempatan pada Iblis (Kis. 27:13-14)—Ef. 4:27
2.   Allah dapat mengizinkan badai itu menimpa diri kita untuk membentuk kita dan memakai kita—Paulus (Kis. 27:21-22)—band. Ayb. 23:10.
3.   Melalui peristiwa yang tidak baik itu Allah dimuliakan (Kis. 27:23-25; Rm. 8:18; 2Kor. 4:16-18).
II.    Apa yang Dilakukan Saat Menghadapi Badai? (band. Yer.17:5-6)
1.      Menyerah dan membiarkan semuanya terombang-ambing untuk hancur (Kis. 27:15)
2.      Memperpanjang umur beberapa saat dengan cara yang sia-sia (Kis. 27:18-20)
3.      Berusaha menurut pikirannya sendiri dan tetap gagal dan semakin gagal (Kis. 27:30-32)
III. Apa yang Seharusnya Kita Lakukan saat Menghadapi Badai?
1.    Paulus, Lukas sebagai penulis, dan Aristarkhus tetap berfokus kepada Allah dan tabah (Kis. 27:22)
2.  Paulus berpegang kepada firman Allah yang didengarnya melalui penglihatan (Kis. 27:23-24)—kita pun harus berpegang pada firman Allah
3.   Paulus percaya kepada Allah dan firmanNya (Kis. 27:25)—kita pun harus percaya kepada Allah dan firmanNya, yang berarti melakukan firman Allah itu (Yak. 1:22)
4.  Paulus menasihati dan mereka mendengarkannya (Kis. 27:33-35)—dengarkan dan lakukanlah nasihat hamba Tuhan yang dipercaya menjadi gembala Anda (1Tim. 5:17)—Hasilnya: 276 (ay. 37) selamat sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan melalui Paulus.
Kesimpulan
1.      Evaluasilah hidup Anda untuk melihat apakah yang membuat Anda mengalami badai yang mengancam hidup keluarga Anda! Keluarga yang terpecah-pecah karena masing-masing berjalan sendiri-sendiri akan segera hancur (Mat. 12:25)
2.      Jangan malu untuk mengakui kesalahan dan bertobat di hadapan Tuhan (Why. 3:19; 1Yoh. 1:9).
3.      Salinglah mengampuni (Mat. 6:14-15; Mat. 5:23-24)
4.      Mulailah kembali membangun puing-puing hidup Anda/keluarga Anda dengan cara Allah dan bersama Allah; hiduplah senantiasa seturut dengan firman Allah dan dengan dipimpin Roh Kudus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...