Rabu, 07 September 2016

REDEFINISI 103: PEKERJAAN TUHAN

REDEFINISI 103: PEKERJAAN TUHAN


Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor. 15:58)

Ὥστε ἀδελφοί μου ἀγαπητοί ἑδραῖοι γίνεσθε ἀμετακίνητοι περισσεύοντες ἐν τῷ ἔργῳ τοῦ κυρίου πάντοτε εἰδότες ὅτι ὁ κόπος ὑμῶν οὐκ ἔστιν κενὸς ἐν κυρίῳ (TR1550)

Selama 10 tahun saya pernah menjadi asisten gembala di sebuah jemaat. Saat itulah saya merasa bahwa saya ada dan terlibat dalam “pekerjaan Tuhan”. Pekerjaan Tuhan yang saya lakukan meliputi mengajar di Sekolah Alkitab, khotbah, memimpin pendalaman Alkitab, kunjungan, mempersiapkan warta jemaat, mempersiapkan khotbah gembala, dan lain-lain. Sungguh suatu hal istimewa yang saya jalani dalam hidup saya. Saya mengundurkan diri dari “pekerjaan Tuhan” tersebut lalu setelah beberapa lama, ada kawan yang mengajak saya bekerja di suatu perusahaan kristiani. Tentunya, tidak sedikit yang menganggap saya lari dari “pekerjaan Tuhan” karena lebih terpikat pada hal-hal duniawi. Itulah yang membawa saya meredefinisi makna “PEKERJAAN TUHAN”.

Yang dianggap pekerjaan Tuhan oleh kebanyakan orang adalah pelayanan jemaat entah itu menjadi gembala, diaken, pekerja, pemusik, pemimpin ibadah, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan gerejawi, termasuk di dalamnya penginjilan, pemuridan, pendalaman Alkitab, dan ibadah. Itulah “pekerjaan Tuhan” yang kalau dilakukan jerih payah si pelaku tidak sia-sia. Dahsyatnya lagi, karena dianggap ini pelayanan kepada Tuhan, jika ada yang diberikan kepada para pelayan, pastilah itu ala kadarnya karena sifatnya 'pelayanan'.

Pasal 15 merupakan bagian yang paling penting dari Surat 1 Korintus. Secara keseluruhan, Paulus, selaku penulis surat ini membahas Kebangkitan Yesus Kristus yang menjadi inti pengharapan hidup orang percaya. Sungguh luar biasa mengingat Korintus dikenal sebagai wilayah yang rusak moralitasnya. Prostitusi dan kemabukan menjadi hal yang wajar di kalangan orang Korintus. Dalam tafsiran Wycliffe disebutkan bahwa kata Yunani Korinthia z omai yang secara harfiah berarti bertindak seperti orang Korintus, akhirnya berarti "melakukan percabulan". Begitu kelamnya kehidupan orang Korintus. Kepada jemaat dengan tantangan seperti inilah surat ini dituliskan. Belum lagi permasalahan internal jemaat.

Dilihat dari konteks ini, sangatlah logis jika ayat ini merupakan kesimpulan yang sangat kuat dan tegas bahwa kebangkitan Kristus memberikan harapan akan adanya kebangkitan orang percaya yang penuh kemuliaan, tentunya dalam tatanan baru Kerajaan Allah. Karenanya, apa pun kondisinya, bagaimana pun buruknya suatu kota atau bangsa, orang percaya Korintus dan juga kita semua ditantang untuk tidak menaruh harapan pada kondisi kelam tersebut, tetapi pada kebangkitan yang akan datang. Dalam menantikan semuanya itu, “giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan”.

Sangatlah logis pula apabila “pekerjaan Tuhan” di sini bukanlah mengacu pada pelayanan gerejawi semata. Kata ἔργῳ (ergo) yang dipakai dalam ayat ini tidak mengindikasikan kekhususan pekerjaan itu, tetapi urusan-urusan umum yang dilakukan manusia. Perspektif inilah yang kiranya menjadi fokus kita. Setelah percaya Tuhan Yesus, tidak ada satu area pun dalam hidup kita yang menjadi hak kita. Segenap pikiran, perasaan, dan kehendak kita semestinya ditundukan di bawah pikiran, perasaan, dan kehendak Tuhan. Dan pekerjaan Tuhan itu adalah memanggil kita bukan untuk bertindak seperti orang Korintus dengan amoralitasnya, melainkan hidup dengan harapan akan negeri yang lebih baik melalui kebangkitan. Tidak peduli apa pun pekerjaan kita, tanggung jawab utama kita selaku orang percaya adalah melakukan pekerjaan Tuhan. Jadi, bukan hanya gembala, penginjil, diakon, pemain musik, dan berbagai jabatan gerejawi saja yang merupakan pekerjaan Tuhan. Tuhan bekerja untuk menjadikan kita yang percaya untuk menjadi serupa dengan Kristus bukan serupa dengan orang Korintus.

Saya pernah selama 5 tahun menjadi editor di sebuah penerbitan. Dan saya melakukannya sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab melakukan pekerjaan Tuhan. Saya dibentuk dan diasah di tempat itu untuk makin dewasa dalam iman. Apa yang saya kerjakan sekarang pun sebagai online marketer adalah bagian dari pekerjaan Tuhan lain yang saya harus emban. Kesibukan memasak makanan buat keluarga, mengantar dan menjemput anak, mengurus segala keperluan harian mereka adalah bagian pekerjaan Tuhan lain yang juga dipakai Tuhan untuk mendewasakan saya. Kasih saya kepada isteri dan perjuangan cinta kami adalah pekerjaan Tuhan dimana Tuhan mempersiapkan kami menjadi orangtua terbaik bagi buah hati kami. Tulisan-tulisan ini adalah juga bagian dari pekerjaan Tuhan. Siapa pun saya dan dan apa pun yang saya kerjakan tidak lain dan tidak bukan adalah “PEKERJAAN TUHAN”, yang mengajar saya untuk tidak terfokus pada dunia ini, tetapi pada rencana agung keselamatan dari Tuhan. Hari demi hari adalah pembentukan Tuhan bagi saya untuk menjadi sempurna.

Puji Tuhan Yesus, ternyata apapun yang dikerjakan orang percaya untuk kemuliaan Tuhan adalah PEKERJAAN TUHAN. Pekerjaan-Nya adalah mengembalikan kita dalam rancangan-Nya semula untuk kemuliaan-Nya. Mungkin Anda adalah seorang ibu rumah tangga. Anda sedang melakukan pekerjaan Tuhan ketika Anda benar-benar rindu menjadi istri dan ibu yang Tuhan kehendaki. Mungkin Anda bekerja di perusahaan sekuler. Anda pun sedang melakukan pekerjaan Tuhan karena perusahaan itu membutuhkah anak-anak Tuhan yang menyebarkan 'virus' pengharapan akan kebangkitan Kristus dan kebangkitan orang percaya. Jika Anda seorang pedagang, Anda pun sedang melakukan pekerjaan Tuhan dengan nilai-nilai dan standar ilahi yang sempurna, lebih tinggi dari standar moral dunia. Apa pun profesi Anda, Anda bisa melakukan pekerjaan Tuhan. Dan ingatlah senantiasa juga bahwa “jerih payahmu tidak sia-sia” tidak mengacu pada berkat-berkat materi dan jasmani di dunia. Dalam fokus pada kekekalan, giatnya kita, semangatnya kita adalah karena adanya harapan bagi kita kelak, di langit baru dan bumi yang baru. (D.B.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERANIKAH AKU?????????

BERANIKAH AKU JIKA... 1. JIKA AKU ADALAH MUSA Beranikah aku yang sudah mati-matian memimpin bangsa Israel masuk ke negeri yang limpah den...