Makna Hidup Kristus

(Mat. 27:1-66)
“Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya” (Mat. 27:50).

Saat seseorang meninggal, kita biasanya mengatakan bahwa nyawanya telah diambil. Namun, Yesus sangat berbeda. NyawaNya tidak diambil, tetapi Ia sendiri menyerahkannya kepada Bapa-Nya. Seorang penafsir berkata, “Yesus memegang kendali sepenuhnya atas hidup-Nya." Tidak seorang pun dapat mengambil hidup Yesus daripada-Nya, sebagaimana yang telah Ia katakan sendiri (Yoh. 10:11, 15, 17-18). Ia membiarkan hidup-Nya seturut dengan rencana Allah. 
 
Tidak ada manusia mana pun yang seperti Yesus yang adalah Hidup itu sendiri. Hidup kita pun bersumber daripada-Nya. Di luar Dia, sama sekali tidak ada hidup yang sesungguhnya. Karena hidup-Nya, setiap orang percaya memiliki hidup Kristus, sehingga mereka dapat mengalami kehidupan yang berarti dalam persekutuan dengan Dia. Itulah tantangannya. Kita ditantang untuk hidup sebagaimana Kristus hidup karena Kristus-lah yang seharusnya hidup di dalam kita (Gal. 2:20). Kita memiliki potensi untuk hidup seperti Kristus, tetapi sekaligus hidup dalam manusia lama kita. Perjuangan kita untuk hidup dengan hidup Kristus itu terjadi hari demi hari. Waktu yang kita jalani menjadi bukti apakah Kristus benar-benar hidup dalam hidup kita atau tidak.
 
Kita harus benar-benar hidup dengan hidup Kristus. Itu berarti hidup dalam penyangkalan diri, hidup yang tidak mementingkan diri sendiri. Hidup kita harus benar-benar berfokus untuk melakukan kehendak Allah dan menyenangkan hati Bapa. Jika tidak, maka kita kembali harus bertanya pada diri kita sendiri, Apakah Kristus benar-benar hidup di dalam hidup kita?

Renungan

• Apakah makna pengurbanan Kristus bagi Anda?
• Apakah kita sudah meneladani Kristus dalam perkataan dan perbuatan kita?

Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.