Badai
di Kehidupan (Kis. 27:1-44)
Hidup dapat
tertimpa badai sebagaimana kapal yang ditumpangi Paulus menuju ke Roma sebagai
tawanan.
I.
Mengapa Badai itu Menimpa?
1. Badai itu mungkin karena
hasil dari pilihan yang salah—bagi perwira bernama Yulius, anak buah kapal, dan
para tahanan yang lain (Kis. 27:10-14; band. Ams. 13:15). Pilihan itu salah
karena:
a. Tidak mau mendengar dan
menuruti firman Tuhan ataupun perkataan hamba Tuhan (Kis. 27:11; 21, 30-32)—akhirnya
celaka
b. Mendengarkan suara
orang banyak yang menyesatkan (Kis. 27:12)
c. Memandang dunia yang
seolah-oleh baik-baik saja—bermain-main dan meremehkan dengan dosa sehingga
memberi kesempatan pada Iblis (Kis. 27:13-14)—Ef. 4:27
2. Allah dapat mengizinkan badai
itu menimpa diri kita untuk membentuk kita dan memakai kita—Paulus (Kis. 27:21-22)—band.
Ayb. 23:10.
3. Melalui peristiwa yang
tidak baik itu Allah dimuliakan (Kis. 27:23-25; Rm. 8:18; 2Kor. 4:16-18).
II.
Apa yang Dilakukan Saat
Menghadapi Badai? (band. Yer.17:5-6)
1. Menyerah dan membiarkan
semuanya terombang-ambing untuk hancur (Kis. 27:15)
2. Memperpanjang umur beberapa
saat dengan cara yang sia-sia (Kis. 27:18-20)
3. Berusaha menurut pikirannya
sendiri dan tetap gagal dan semakin gagal (Kis. 27:30-32)
III. Apa
yang Seharusnya Kita Lakukan saat Menghadapi Badai?
1. Paulus, Lukas sebagai
penulis, dan Aristarkhus tetap berfokus kepada Allah dan tabah (Kis. 27:22)
2. Paulus berpegang kepada
firman Allah yang didengarnya melalui penglihatan (Kis. 27:23-24)—kita pun
harus berpegang pada firman Allah
3. Paulus percaya kepada Allah
dan firmanNya (Kis. 27:25)—kita pun harus percaya kepada Allah dan firmanNya,
yang berarti melakukan firman Allah itu (Yak. 1:22)
4. Paulus menasihati dan
mereka mendengarkannya (Kis. 27:33-35)—dengarkan dan lakukanlah nasihat hamba
Tuhan yang dipercaya menjadi gembala Anda (1Tim. 5:17)—Hasilnya: 276 (ay. 37) selamat
sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan melalui Paulus.
Kesimpulan
1. Evaluasilah hidup Anda
untuk melihat apakah yang membuat Anda mengalami badai yang mengancam hidup
keluarga Anda! Keluarga yang terpecah-pecah karena masing-masing berjalan
sendiri-sendiri akan segera hancur (Mat. 12:25)
2. Jangan malu untuk mengakui
kesalahan dan bertobat di hadapan Tuhan (Why. 3:19; 1Yoh. 1:9).
3. Salinglah mengampuni (Mat.
6:14-15; Mat. 5:23-24)
4. Mulailah kembali membangun
puing-puing hidup Anda/keluarga Anda dengan cara Allah dan bersama Allah;
hiduplah senantiasa seturut dengan firman Allah dan dengan dipimpin Roh Kudus!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar