REDEFINISI 103:
PEKERJAAN TUHAN
“Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor.
15:58)
Ὥστε ἀδελφοί
μου ἀγαπητοί ἑδραῖοι γίνεσθε ἀμετακίνητοι
περισσεύοντες ἐν τῷ ἔργῳ τοῦ κυρίου
πάντοτε εἰδότες ὅτι ὁ κόπος ὑμῶν οὐκ
ἔστιν κενὸς ἐν κυρίῳ (TR1550)
Selama 10 tahun saya pernah menjadi
asisten gembala di sebuah jemaat. Saat itulah saya merasa bahwa saya
ada dan terlibat dalam “pekerjaan Tuhan”. Pekerjaan Tuhan yang
saya lakukan meliputi mengajar di Sekolah Alkitab, khotbah, memimpin
pendalaman Alkitab, kunjungan, mempersiapkan warta jemaat,
mempersiapkan khotbah gembala, dan lain-lain. Sungguh suatu hal
istimewa yang saya jalani dalam hidup saya. Saya mengundurkan diri
dari “pekerjaan Tuhan” tersebut lalu setelah beberapa lama, ada
kawan yang mengajak saya bekerja di suatu perusahaan kristiani.
Tentunya, tidak sedikit yang menganggap saya lari dari “pekerjaan
Tuhan” karena lebih terpikat pada hal-hal duniawi. Itulah yang
membawa saya meredefinisi makna “PEKERJAAN TUHAN”.
Yang dianggap pekerjaan Tuhan oleh
kebanyakan orang adalah pelayanan jemaat entah itu menjadi gembala,
diaken, pekerja, pemusik, pemimpin ibadah, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelayanan gerejawi, termasuk di dalamnya
penginjilan, pemuridan, pendalaman Alkitab, dan ibadah. Itulah
“pekerjaan Tuhan” yang kalau dilakukan jerih payah si pelaku
tidak sia-sia. Dahsyatnya lagi, karena dianggap ini pelayanan kepada
Tuhan, jika ada yang diberikan kepada para pelayan, pastilah itu ala
kadarnya karena sifatnya 'pelayanan'.
Pasal 15 merupakan bagian yang paling
penting dari Surat 1 Korintus. Secara keseluruhan, Paulus, selaku
penulis surat ini membahas Kebangkitan Yesus Kristus yang menjadi
inti pengharapan hidup orang percaya. Sungguh luar biasa mengingat
Korintus dikenal sebagai wilayah yang rusak moralitasnya. Prostitusi
dan kemabukan menjadi hal yang wajar di kalangan orang Korintus.
Dalam tafsiran Wycliffe disebutkan bahwa kata Yunani Korinthia z
omai yang secara harfiah berarti bertindak seperti orang
Korintus, akhirnya berarti "melakukan percabulan". Begitu
kelamnya kehidupan orang Korintus. Kepada jemaat dengan tantangan
seperti inilah surat ini dituliskan. Belum lagi permasalahan internal
jemaat.
Dilihat dari konteks ini, sangatlah
logis jika ayat ini merupakan kesimpulan yang sangat kuat dan tegas
bahwa kebangkitan Kristus memberikan harapan akan adanya kebangkitan
orang percaya yang penuh kemuliaan, tentunya dalam tatanan baru
Kerajaan Allah. Karenanya, apa pun kondisinya, bagaimana pun buruknya
suatu kota atau bangsa, orang percaya Korintus dan juga kita semua
ditantang untuk tidak menaruh harapan pada kondisi kelam tersebut,
tetapi pada kebangkitan yang akan datang. Dalam menantikan semuanya
itu, “giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan”.
Sangatlah logis pula apabila “pekerjaan
Tuhan” di sini bukanlah mengacu pada pelayanan gerejawi semata.
Kata ἔργῳ (ergo) yang dipakai dalam ayat ini tidak
mengindikasikan kekhususan pekerjaan itu, tetapi urusan-urusan umum
yang dilakukan manusia. Perspektif inilah yang kiranya menjadi fokus
kita. Setelah percaya Tuhan Yesus, tidak ada satu area pun dalam
hidup kita yang menjadi hak kita. Segenap pikiran, perasaan, dan
kehendak kita semestinya ditundukan di bawah pikiran, perasaan, dan
kehendak Tuhan. Dan pekerjaan Tuhan itu adalah memanggil kita bukan
untuk bertindak seperti orang Korintus dengan amoralitasnya,
melainkan hidup dengan harapan akan negeri yang lebih baik melalui
kebangkitan. Tidak peduli apa pun pekerjaan kita, tanggung jawab
utama kita selaku orang percaya adalah melakukan pekerjaan Tuhan.
Jadi, bukan hanya gembala, penginjil, diakon, pemain musik, dan
berbagai jabatan gerejawi saja yang merupakan pekerjaan Tuhan. Tuhan
bekerja untuk menjadikan kita yang percaya untuk menjadi serupa
dengan Kristus bukan serupa dengan orang Korintus.
Saya pernah selama 5 tahun menjadi
editor di sebuah penerbitan. Dan saya melakukannya sebagai bagian
dari tugas dan tanggung jawab melakukan pekerjaan Tuhan. Saya
dibentuk dan diasah di tempat itu untuk makin dewasa dalam iman. Apa
yang saya kerjakan sekarang pun sebagai online marketer adalah bagian
dari pekerjaan Tuhan lain yang saya harus emban. Kesibukan memasak
makanan buat keluarga, mengantar dan menjemput anak, mengurus segala
keperluan harian mereka adalah bagian pekerjaan Tuhan lain yang juga
dipakai Tuhan untuk mendewasakan saya. Kasih saya kepada isteri dan
perjuangan cinta kami adalah pekerjaan Tuhan dimana Tuhan
mempersiapkan kami menjadi orangtua terbaik bagi buah hati kami.
Tulisan-tulisan ini adalah juga bagian dari pekerjaan Tuhan. Siapa
pun saya dan dan apa pun yang saya kerjakan tidak lain dan tidak
bukan adalah “PEKERJAAN TUHAN”, yang mengajar saya untuk tidak
terfokus pada dunia ini, tetapi pada rencana agung keselamatan dari
Tuhan. Hari demi hari adalah pembentukan Tuhan bagi saya untuk
menjadi sempurna.
Puji Tuhan Yesus, ternyata apapun yang
dikerjakan orang percaya untuk kemuliaan Tuhan adalah PEKERJAAN
TUHAN. Pekerjaan-Nya adalah mengembalikan kita dalam rancangan-Nya
semula untuk kemuliaan-Nya. Mungkin Anda adalah seorang ibu rumah
tangga. Anda sedang melakukan pekerjaan Tuhan ketika Anda benar-benar
rindu menjadi istri dan ibu yang Tuhan kehendaki. Mungkin Anda
bekerja di perusahaan sekuler. Anda pun sedang melakukan pekerjaan
Tuhan karena perusahaan itu membutuhkah anak-anak Tuhan yang
menyebarkan 'virus' pengharapan akan kebangkitan Kristus dan
kebangkitan orang percaya. Jika Anda seorang pedagang, Anda pun
sedang melakukan pekerjaan Tuhan dengan nilai-nilai dan standar ilahi
yang sempurna, lebih tinggi dari standar moral dunia. Apa pun profesi
Anda, Anda bisa melakukan pekerjaan Tuhan. Dan ingatlah senantiasa
juga bahwa “jerih payahmu tidak sia-sia” tidak
mengacu pada berkat-berkat materi dan jasmani di dunia. Dalam fokus
pada kekekalan, giatnya kita, semangatnya kita adalah karena adanya
harapan bagi kita kelak, di langit baru dan bumi yang baru. (D.B.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar